- ILUNI UI Riau Taja Seminar Upaya Penanganan Stunting di Era Transformasi Digital Kesehatan
- Himpunan Perawat Informatika Indonesia (HPII) Wilayah Riau Sampaikan Ucapan Selamat HUT PPNI ke-51
- Pelatihan Kaderisasi Madya bagi Badan Kelengkapan PPNI
- Webinar Kesehatan Jiwa Di Tempat Kerja: Tantangan Dan Solusi Untuk Dosen, Karyawan, Dan Mahasswa
- Menakar Potensi Ekonomi Media Massa Perawat
- Sukses Gelar Kongres 1 HPII Wilayah, Dr. Ismail Terpilih Secara Aklamasi Pimpin Perawat Informatika
- Webinar Nasional Keperawatan
- Pembukaan Praktek Klinik Keperawatan Gerontik
- Pembukaan dan Bimbingan Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
- Empowering Nurses Through Digital Literacy for Safe and Effetive Patient Care
ILUNI UI Riau Taja Seminar Upaya Penanganan Stunting di Era Transformasi Digital Kesehatan

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama: genetik dan lingkungan. Genetik menentukan potensi dasar anak, namun lingkungan yang mendukung atau merugikan dapat mempercepat atau memperlambat proses perkembangan tersebut. Faktor lingkungan, seperti pola makan, kualitas air, sanitasi, dan faktor sosial-ekonomi, dapat berperan besar dalam menentukan status gizi dan kesehatan anak, yang pada akhirnya mempengaruhi potensi tumbuh kembangnya. Di era transformasi digital, pemantauan dan pengumpulan data tentang faktor-faktor ini menjadi lebih efisien, memungkinkan deteksi dini potensi masalah pada perkembangan anak.
Dengan kemajuan teknologi, deteksi dini stunting kini bisa dilakukan lebih cepat dan akurat. Pemanfaatan aplikasi berbasis AI dan sensor digital memungkinkan pemantauan pertumbuhan anak secara real-time. Data yang terkumpul dari berbagai perangkat seperti timbangan pintar atau aplikasi kesehatan berbasis seluler memungkinkan para ahli dan orang tua untuk memantau status gizi anak dan mendeteksi gejala stunting jauh sebelum masalah berkembang lebih serius. Teknologi ini memungkinkan intervensi lebih awal, yang sangat penting untuk mencegah kerusakan jangka panjang pada perkembangan fisik dan mental anak.
Baca Lainnya :
- Pelatihan Kaderisasi Madya bagi Badan Kelengkapan PPNI 0
- Webinar Kesehatan Jiwa Di Tempat Kerja: Tantangan Dan Solusi Untuk Dosen, Karyawan, Dan Mahasswa0
- Menakar Potensi Ekonomi Media Massa Perawat0
- Sukses Gelar Kongres 1 HPII Wilayah, Dr. Ismail Terpilih Secara Aklamasi Pimpin Perawat Informatika 0
- Webinar Nasional Keperawatan 0
Pendekatan intervensi yang spesifik dan sensitif sangat diperlukan dalam menangani stunting. Setiap anak mungkin memiliki faktor risiko yang berbeda, seperti kekurangan gizi karena pola makan yang tidak seimbang, atau infeksi berulang yang mengganggu penyerapan nutrisi. Oleh karena itu, pendekatan berbasis bukti yang memperhitungkan faktor-faktor tersebut sangat penting. Program yang menggabungkan nutrisi, kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan keluarga akan lebih efektif dalam memerangi stunting. Teknologi pun berperan dalam memberikan rekomendasi intervensi yang lebih personal sesuai dengan kondisi masing-masing anak.
Institusi pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, melakukan riset inovatif, serta menyebarluaskan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat. Melalui kolaborasi dengan pemerintah dan sektor swasta, perguruan tinggi dapat mencetak tenaga ahli yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga paham akan pentingnya pendekatan holistik terhadap masalah kesehatan seperti stunting. Mereka juga dapat berperan dalam program-program pengabdian masyarakat, menyebarkan informasi kepada keluarga dan masyarakat, serta mengembangkan teknologi yang mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting.
Sektor industri migas, yang sering beroperasi di daerah terpencil, memiliki peluang besar untuk memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat di sekitar lokasi operasinya. Beberapa inisiatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan migas meliputi penyediaan fasilitas kesehatan, program pemberian makan bergizi, serta penyuluhan kesehatan dan kebersihan kepada masyarakat lokal. Melalui Corporate Social Responsibility (CSR), industri migas dapat berkontribusi dalam pengurangan stunting dengan memberikan akses lebih baik ke layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan bagi anak-anak di komunitas yang mereka layani. Kolaborasi antara sektor industri dan pemerintah lokal dapat mempercepat pencapaian tujuan kesehatan nasional.
Adapun Narasumber dan Materi Seminar adalah sebagai berikut:
- Prof. dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc, PhD – Dekan FK Universitas Riau: ”Stunting: Bagaimana Interaksi Genetik dan Lingkungan Mempengaruhi Perkembangan Anak”.
- Prof. Dr. Aslis Wirda Hayati, SP, MSi – Dosen Poltekkes Riau: “Metode Baru Deteksi Dini Stunting Menggunakan Pyridinium Crosslink Sebagai Biomarker”.
- Dr. Mitra, SKM, MKM – Dosen Universitas Hang Tuah Pekanbaru: ’Intervensi Spesifik dan Sensitif dalam Penanggulanggan Stunting”.
- Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, M.P.H – Kasubdit Alumni dan Tracer Study Direktorat Alumni dan Dana Abadi Universitas Indonesia: “Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Pembangunan Kesehatan”.
- Yanin Kholison, S.Sos, M.Si - Senior Manager - Head of Formalities & Communication Dept – SKK Migas Sumbagut: ”Peran Industri Hulu Migas dalam Penanggulangan Stunting pada Masyarakat di Daerah Sekitar Wilayah Kerja Operasi”.
Seminar akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 26 Juli 2025 bertempat di Gedung Menara Poltekkes Riau Jl. Melur 103 Sukajadi Kota Pekanbaru. Kegiatan ini didukung oleh SKK Migas Sumatera Bagian Utara dan 7 perusahaan KKKS. Seminar dilaksanakan dalam rangka Pelantikan Pengurus ILUNI UI Wilayah Riau periode 2025-2028 yang diketuai oleh Dr. Ibnu Rusdi, SKp, M.Kes yang terpilih melalui Musyawarah Luar Biasa ILUNI UI Wilayah Riau tanggal 26 April 2025.
Kegiatan Seminar ini telah teregistrasi dan tayang di LMS Plataran Sehat Kementerian Kesehatan pada tautan berikut ini: https://lms.kemkes.go.id/courses/f677b623-95eb-45d1-8848-12fade714044 Untuk dapat mengikut kegiatan ini dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 100.000 bagi peserta luring, dan Rp 50.000 bagi peserta daring.
