- Pelatihan Kaderisasi Madya bagi Badan Kelengkapan PPNI
- Webinar Kesehatan Jiwa Di Tempat Kerja: Tantangan Dan Solusi Untuk Dosen, Karyawan, Dan Mahasswa
- Menakar Potensi Ekonomi Media Massa Perawat
- Sukses Gelar Kongres 1 HPII Wilayah, Dr. Ismail Terpilih Secara Aklamasi Pimpin Perawat Informatika
- Webinar Nasional Keperawatan
- Pembukaan Praktek Klinik Keperawatan Gerontik
- Pembukaan dan Bimbingan Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
- Empowering Nurses Through Digital Literacy for Safe and Effetive Patient Care
- Liputan Kegiatan di Poltekkes Riau
- Guruku Inspirasiku
Menlu RI: KTT G20 Makin Dekat, Jangan Terperangkap Geopolitik yang Memanas
Keterangan Gambar : Menlu Retno Marsudi (Foto: Dok. Andi Barus/Kemlu)
New York - KTT G20 di
Bali, Indonesia, semakin dekat. Menteri Luar Negeri RI (Menlu) RI mengimbau
agar jangan terperangkap situasi geopolitik yang kian memanas.
Pernyataan ini disampaikan Menlu di hadapan para menteri dari kelompok
negara-negara berkembang Forum Global Governance Group (3GMM) di New York,
Amerika Serikat, Rabu (21/9/2022) waktu setempat. Retno Marsudi membeberkan
perkembangan persiapan KTT G20.
"Di hadapan forum ini, tahun lalu, saya menyampaikan visi presidensi G20
Indonesia yang fokus pada pemulihan global. Hari ini, setahun kemudian,
tantangan yang kita hadapi sudah berbeda... tensi geopolitik memanas, krisis
pangan dan energi akibat perang di Ukraina, dan tantangan baru isu
kesehatan," kata Menlu.
Indonesia sebagai Presiden G20 tahun ini, kata Retno, tidak tinggal diam atas
kondisi ini. Indonesia menargetkan G20 sebagai katalis pemulihan ekonomi dunia.
"Tentu saja sebagai Presiden G20, Indonesia tidak tinggal diam. Indonesia
lakukan penyesuaian untuk memastikan G20 tetap menjadi katalis pemulihan
ekonomi global," ujar Menlu Retno.
Retno ingin hasil konkret dari G20 nantinya tidak difokuskan bagi negara
anggotanya saja melainkan semua negara. "Terdapat 243 proposal dari
negara-negara dan 43 proposal dari organisasi internasional, yang akan
menguntungkan semua, khususnya negara-negara berkembang," kata Retno.
Retno kemudian menyampaikan beberapa capaian yang menonjol seperti pembentukan
Financial Intermediary Fund (FIF) yang telah mengumpulkan dana sebesar USD 1,4
miliar bagi pencegahan pandemi di masa yang akan datang, pembentukan Digital
Innovation Network (DIN) yang menghubungkan banyak start-up internasional untuk
berbagi pengalaman dan pendanaan, serta berbagai kerja sama yang telah disusun
dan disepakati, khususnya untuk energi bersih dan pengurangan emisi karbon.
Retno kemudian mengingatkan agar jangan terperangkap dinamika geopolitik yang
kian memanas seiring semakin dekatnya KTT G20. Menlu menyebut hasil G20
haruslah menguntungkan semua pihak.
"Dengan semakin dekatnya KTT G20, kita tidak boleh terperangkap dengan
dinamika geopolitik yang memanas. Kita harus terus pastikan agar G20 membuahkan
hasil yang menguntungkan bagi kita semua. Karenanya saya harap dukungan dari
semua pihak," ujar Menlu Retno.
Pertemuan 3GMM dipimpin Menlu Singapura Vivian Balakrishnan dan dihadiri oleh
negara-negara berkembang seperti Filipina, Brunei Darussalam, Bahrain, PEA,
Kostarika, Guatemala, Jamaika, dan Botswana.
Sumber berita: detik.com