- Pelatihan Kaderisasi Madya bagi Badan Kelengkapan PPNI
- Webinar Kesehatan Jiwa Di Tempat Kerja: Tantangan Dan Solusi Untuk Dosen, Karyawan, Dan Mahasswa
- Menakar Potensi Ekonomi Media Massa Perawat
- Sukses Gelar Kongres 1 HPII Wilayah, Dr. Ismail Terpilih Secara Aklamasi Pimpin Perawat Informatika
- Webinar Nasional Keperawatan
- Pembukaan Praktek Klinik Keperawatan Gerontik
- Pembukaan dan Bimbingan Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
- Empowering Nurses Through Digital Literacy for Safe and Effetive Patient Care
- Liputan Kegiatan di Poltekkes Riau
- Guruku Inspirasiku
Menkes Pastikan Belum Ada Kasus Varian Kraken Baru di RI
Indonesia
sudah kemasukan COVID-19 varian Kraken, 'cicit' Omicron yang diyakini sangat
menular. Subvarian Omicron XBB.1.5 ini sempat memicu lonjakan kasus di Amerika
Serikat.
Kementerian Kesehatan RI sejauh ini mengidentifikasi tiga kasus kontak erat
pasien COVID-19 varian Kraken. Ketiganya dinyatakan negatif COVID-19 per Kamis
(26/1/2023).
Perkembangan terbaru menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, belum ada
tambahan kasus baru COVID-19 varian Kraken.
"Sejauh ini belum ada ya," sebutnya saat ditemui di kawasan Jakarta
Selatan, Selasa (31/2).
Seperti diketahui, kasus COVID-19 saat ini terus menurun seiring dengan tes
COVID-19 yang tidak lagi masif sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) dicabut. Kabar baiknya, infeksi COVID-19 akibat Omicron saat
ini didominasi ringan.
Menkes juga menyebut sudah melaporkan rencana mencabut status darurat COVID-19
seperti AS dan Jepang, kepada Jokowi. Namun, hal itu masih dalam pembahasan.
Menurut Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof
Tjandra Yoga Aditama, ada tiga kemungkinan 'nasib' COVD-19 jika benar-benar
berakhir tahun ini. Adalah status darurat COVID-19 dicabut, pandemi terkendali,
atau pandemi dinyatakan berakhir.
Setelahnya, pemerintah harus mulai mewaspadai beragam penyakit yang bisa saja
berpotensi menjadi Kejdian Luar Biasa atau bahkan pandemi. Mengutip analisa Institute of Health and Metric
Evaluation (IHME), Prof Tjandra mewanti-wanti 11 potensi penyakit di tahun
2023, salah satunya adalah Long COVID.
Pakar
epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia juga sempat
menyoroti Long COVID sebagai ancaman baru setelah 'anak-cucu' Omicron.
"Yang jadi permasalahan saat ini dan ke depan khususnya kejadian Omicron
XBB 1.5 ini yg kita hadapi lebih bersifat dampak menengah ke panjang, yaitu
Long COVID, penurunan kualitas kesehatan," sebut dia kepada detikcom Senin
(30/1/).
"Lebih akan dihadapi oleh kita adalah dampak penurunan kualitas kesehatan
organ akibat terinfeksi secara berulang nah ini yg harus disadari," pesan
dia.
Sumber berita: detik.com